Ekspedisi Sako
August 29, 2019
Pada Trip ini saya dan Tim melakukan ekspedisi ke daerah Sako, Tapan Kab. Pesisir Selatan Prov. Sumatra Barat. Seperti biasa kami melakukan explorasi mencari hewan yang belum diketahui (unknown animal). Saya tetap berharap menemukan sesuatu yang baru di lokasi ini, dan tidak seperti lokasi sebelumnya dimana saya di sangka sebagai seorang mata-mata yang ingin melihat aktifitas penduduk di hutan (hahaha)
Seperti biasa, sebelum menjelajah hutannya, saya melakukan wawancara dulu dengan masyarakat setempat, guna menggali informasi sebanyak-banyaknya dari orang yang telah ataupun tau dengan “Orang Pendek”, hmmm karena sepengalaman saya ketika masuk ke daerah berbeda, maka deskripsinya pun berbeda. Tetapi tidak di daerah Sako, karena masyarakat setempat tetap menyebutnya dengan sebutan “Orang Pendek”.
Di lokasi ini saya ditemani oleh Egi Masro, dia merupakan salah satu pemuda yang peduli dengan lingkungan di Sako khususnya, menurut penuturannya, banyak sekali praktek illegal logging di lokasi ini, sehingga sebenarnya banyak sekali masyarakat yang merasa resah dengan kegiatan ini karena di lakukan oleh segelintir orang. hmmm,
Sebelum memasuki kawasan, saya meminta kepada Egi untuk menemani saya mewawancari beberapa warga yang tau dengan Orang Pendek, baik itu mereka yang telah melihatnya secara langsung maupun yang hanya mendengar beritanya saja.
Saya mewawancarai seorang warga desa yang punya panggilan, Da Jabon, Dia mengaku mengetahui tentang orang pendek, ciri-cirinya tidak lebih sama dengan yang berada di gunung 7, yaitu memiliki tinggi sekitar 1 M, mempunyai bulu berwarna hitam dan berjalan tegak. Dia heran juga karena tidak ada monyet yang berjalan tegak seperti itu, ini dia seperti monyet tetapi berjalan seperti manusia. Ya. memang inilah deskripsi Orang Pendek yang sering di ceritakan oleh masyarakat pada umumnya ketika diwawancarai.
Setelah berhasil mewawancarai masyarakat setempat saya dan Egi pun langsung memasuki hutan sako. Hutannya cukup bagus, walaupun banyak sekali pohon yang tumbang di dalamnya, juga bagus sekali untuk hanya sekedar mengambil photo, karena di lokasi ini banyak sungai ketika masuk ke dalam hutannya, sungainya pun banyak bebatuan besar, yang sangat artistik bagi para photographer.
Di lokasi ini saya berhasil menemukan beberapa bekas jejak kaki binatang, yang menarik bagi saya adalah jejak kaki yang saya cari sedikit berbeda dengan yang saya dapatkan di gunung 7, Bisa jadi ini satu spesies? atau tidak, yang jelas saya pun mengkoleksinya. Yah, karena ilmu cryptozoology itu sangat menarik untuk dipelajari. Walaupun sebenarnya banyak yang bilang kita gila jika mengkaji tentang kajian ini, tetapi bagi saya ini sangat menarik sekali, tapi sayangnya di Indonesia kurang sekali peminat ilmu cryptozoology.
Hmmm, salah satu cerita menarik dari perjalanan ini adalah ketika saya mendapatkan jejak kaki di tengah hutan, seperti biasa saya langsung meng-gipsnya, dan ketika saya meng-gipsnya, saya mendengar sesuatu suara yang aneh, suara itu tidak pernah saya dengar sebelumnya, semakin di kejar suara itu semakin jauh, dan ketika saya kembali ke tempat jejak kaki itu, suara itu kembali mendekat. Mungkin di bagian ini, para pembaca bisa jadi tidak percaya dengan apa yang saya alami, tetapi saya tidak akan memaksa kepada para pembaca untuk percaya kepada pengalaman saya selama di lokasi ini. hehehe
Bagaimanapun, sampai saat ini saya selalu tertarik dengan dunia cryptozoology, walaupun banyak yang mengatakan tidak masuk di akal pikiran, kalau saya suka, toh tidak ada salahnya kan? hehehe
Intinya walaupun kita berbeda kita tetap berteman kan? Masih mau mendukung kegiatan saya kan? Walau hanya sekedar membaca tulisan saya, hehehe
Never Stop Exploring
Saya adalah seorang penggemar Cryptozoology, Hiking, Camping, Traveling, Saya menulis di blog untuk membagikan pengalaman saya. Terima kasih telah berkunjung