Pacu Jawi Tidak Hanya Pacu dan Jawi

January 17, 2023

Pacu Jawi

Mendengar kata “Pacu Jawi” tentunya yang ada dipikiran kita adalah adu kecepatan daripada Jawi (sapi) itu sendiri. Ya benar sekali, Pacu Jawi adalah Karapan Sapinya Sumatera Barat.

Saya pun berkesempatan untuk menyaksikan Pacu Jawi ini di selah ekspedisi saya mencari hewan Cryptid di Tanah Datar, Batusangkar Sumatera Barat. Dulu saya pernah mendengar tentang Pacu Jawi ini, tapi belum kesampaian untuk melihatnya secara langsung.

Pada malamnya kami di hutan, salah seorang teman ekspedisi saya yang juga merupakan ketua dari Pokdarwis Pariangan, Devi Sanjaya menceritakan tentang Pacu Jawi ini tentunya tidak ketinggalan beliau mengajak keluar hutan sejenak untuk menyaksikan Pacu Jawi ini.

Tentunya kesempatan ini tidak bisa ditolak, karena selama ini saya hanya mendengar cerita dan menyaksikan pacu jawi ini hanya lewat photo dan video saja. Apalagi ketika salah satu teman photographer menunjukkan photo hasil jempretannya. Yang membuat saya sangat yakin untuk menyaksikan alek nagari ini suatu hari nanti.

Dibalik itu semua, ada banyak filosofi tentang Pacu Jawi ini, berdasarkan beberapa informasi yang saya dapat. Baik itu dari beberapa website dan dari cerita di Tanah Datar dari beberapa orang Teman saya.

Keunikan dari Alek Nagari ini salah satunya hanya dilakukan oleh kecamatan saja, yaitu Kecamatan Sungai Tarab, Kecamatan Pariangan, Kecamatan Rambatan dan Kecamatan Lima Kaum. Karena menurut sejarahnya salah satu syarat daerah yang akan melakukan Pacu Jawi ini adalah harus terlihatnya Gunung Merapi yang menjulang gagah itu dengan jelas. Gunung yang memiliki tinggi sekitar 2,891 ini yang konon merupakan asal muasal orang minangkabau yang mendiami Sumatera Barat.

Pacu Jawi ini, juga merupakan salah satu upaya bagi masyarakat lokal untuk menemukan cara membajak sawah dengan baik dan benar pada zaman dahulu. Karena belum ada alat untuk membajak sawah. Menurut informasi yang menginisiasi alek nagari ini adalah Dt. Tantejo Gurhano (yang juga merupakan arsitektur Rumah Gadang). Pada saat itu Dt. Tantejo mencari cara agar sawahnya menjadi subur dan mudah untuk ditanami. Begitu arifnya cara berpikir Orang Minang pada saat itu, makanya tidak heran jika ada banyak tokoh yang berasal dari Tanah minang ini.

 

Adapun nilai-nilai yang terkandung di dalam Alek Nagari ini adalah :

1. Nilai Kerja Sama
Nilai kerja sangat terpancar jelas didalam pelaksanaan dan persiapan alek nagari ini. Terlihat dari kerja sama antara panitia dan masyarakat agar alek nagari ini berjalan dengan baik.

2. Nilai Seni
Di dalam Alek Nagari ini, ada seni yang ditunjukan salah satunya tari piring, talempong dan aguang jana yang ditampilkan pada awal pembukaan acara ini.

3. Nilai Agama
Nilai agama yang ditampilkan pada alek nagari ini adalah nilai rasa syukur atas hasil panen masyarakat setempat.

Baca juga : https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=2003

Dibalik itu semua, tentunya saya sangat susah untuk mengalihkan cinta saya terhadap Sumatera Barat ini, baik dari segi alamnya, masyarakatnya yang ramah yang tidak ketinggalan adalah masih terjaganya tradisi yang sangat penuh makna filosofinya.

Ketika saya berkunjung ke alek nagari ini, saya sangat terkagum dengan apa yang saya saksikan. Begitu ramahnya panitia menyambut para tamu yang datang ke lokasi. Apalagi jika mereka mengetahui kalau kita bukan berasal dari daerah Sumatera Barat. Panitia dengan semangat menjelaskan tentang acara ini. yang membuat kita mengetahui sedikit tentang acara ini.

Yang menarik, ketika ada pengunjung asing datang, mereka diwajibkan untuk membar tiket sekutar 50.000Rp. yang ternyata gunannya adalah untuk kegiatan sosial dan pendirian rumah tahfiz di daerah tersebut. Tentunya ini tidak akan memberatkan bagi mereka.

Ini adalah bagian terindah selain alamnya nagari Pariangan, yang mana Nagari Pariangan dinobatkan dengan sebutan Desa Terindah di Dunia. Saya pun tidak hanya sekali mengunjungi daerah ini, baik untuk menikmati keindahan alamnya dan juga budayanya. khusus kali ini saya mencari hewan cryptid.

Baca juga https://dallynfriends-adventure.com/2019/09/03/pariangan-nuasa-kenangan/

Di sela kesibukan saya di hutan Pariangan, tentunya kesempatan ini tidak akan saya lewati, walaupun sebenarnya terdapat kekalutan yang sangat luar biasa di dalam benak saya, karena tidak sabar menunggu hasil pencarian hewan cryptid di daerah Pariangan ini. Apapun itu saya tetap cinta dengan Sumatera Barat. yang banyak menyimpan keindahan untuk dinikmati.

Tetap kembali ke semboyan Cryptozoology on the track.

 

Leave a Reply:

Your email address will not be published. Required fields are marked *